Scroll untuk baca artikel
Banner 325x300
Web Hosting
Web Hosting
Example 728x250
Biro Kesekretariatan dan AdministrasiWakil Sekretaris Jenderal

Debat Kandidat 2022; Catatan untuk PPR, Paslon, dan Masisir

403
×

Debat Kandidat 2022; Catatan untuk PPR, Paslon, dan Masisir

Share this article
Debat Kandidat Pemilu Raya 2022
Example 468x60

Oleh: Rahmadi Prima

Pelaksana Tugas (Plt.) Wakil Sekretaris Jendral PPMI Mesir

Kepala Biro Kesekretariatan PPMI Mesir

Terhitung dua hari lalu, Panitia Pemilu Raya (PPR) 2022 melaksanakan rentetan pesta demokrasi terbesar Masisir, Debat Kandidat Paslon. Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat dua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Untuk nomor urut 01, terdapat saudara Fachry Fananie dan Alfian Novianto. Sedangkan nomor urut 02, terdapat saudara Auzi’na Azmal Umur dan M. Ikramuddin Amin. Semuanya putra terbaik Masisir, mereka memiliki kelebihan di masing-masing bidang, dan berpotensi memajukan PPMI Mesir di masa mendatang. Namun, perlu digaris bawahi bahwa keduanya belum merasakan ikut terjun langsung di dalam struktur Dewan Pengurus PPMI Mesir di masa bakti periode-periode sebelumnya, sebagaimana yang telah disampaikan salah satu panelis Debat Kandidat Paslon kemarin.

Sebelum itu, penulis ingin mengapresiasi terlebih dahulu kepada Panitia Pemira 2022 yang mana telah melaksanakan pesta demokrasi ini dengan baik dan kondusif. Di antara banyaknya hal yang paling penulis apresiasi adalah keputusan melaksanakan salat Ashar tepat usai adzan salat Ashar di tengah segmen debat. Mungkin bagi sebagian orang, hal ini adalah hal kecil, namun bagi sebagian lain hal besar. Sedemikian besar perhatian panitia kepada ketepatan waktu shalat.

Selanjutnya, tulisan ini akan berfokus pada beberapa hal yang menjadi catatan, baik itu kritik, masukan, dan beberapa pelurusan kurang tepatnya informasi dari statemen yang keluar dari kedua belah pihak paslon sepanjang debat. Adapun tulisan ini hadir sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan pesta demokrasi itu tersendiri, keberlangsungan PPMI Mesir, dan meningkatkan perhatian Masisir sendiri terhadap Pemilu Raya juga Paslon di kedua belah pihak.

Catatan Untuk PPR 2022

Sebagai salah satu pengurus DP PPMI Mesir yang masih dalam masa bakti 2021-2022, tentunya penulis harus memberikan pandangan netral, baik dalam bentuk ekspresi pribadi, unggahan media sosial, dan pemberian testimoni kepada kepada kedua paslon. Maka, satu-satunya tempat untuk memberikan masukan adalah kepada PPR 2022. Adapun catatan kritik dan masukan ini hanyalah tidak lebih dari sebuah catatan dan masukan. Selebihnya tentunya rekan-rekan PPR sendirilah yang jauh lebih memahami tentang regulasi dan pertimbangan-pertimbangan terkait pesta demokrasi Masisir itu tersendiri.

Pertama, apakah memungkinkan memasukkan salah satu syarat non administrasi Capres dan Cawapres PPMI Mesir adalah telah mempelajari dokumen-dokumen PPMI Mesir periode-periode sebelumnya. Setidaknya penulis sebagai Sekretaris PPMI Mesir, telah mengarsipkan dokumen Laporan Pertanggung Jawaban DP PPMI Mesir setidaknya lima tahun belakang. Namun apabila terlalu banyak dan sulit diakses, dapat dicukupkan Laporan Kerja Semester periode yang sedang berlangsung. Bagaimana dengan AD ART dan GBHO PPMI Mesir? Apabila merujuk kepada debat kandidat kemarin, keduanya sudah cukup selaras dengan apa yang ada dalam kedua dokumen induk tersebut sehingga penulis mengambil kesimpulan kedua paslon telah membaca dokumen tersebut dengan sangat baik.

Karena memahami apa yang telah dilakukan oleh DP PPMI Mesir di periode sebelum-sebelumnya merupakan sebuah langkah yang baik bagi paslon untuk dapat melanjutkan estafet perjuangan.

Di sisi lain, pada dasarnya paslon ada untuk melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan membangun kembali. Bagaimana paslon ingin ‘melanjutkan’ apabila membaca dokumen periode sebelumnya saja tidak. Perputaran kepengurusan memang akan tetap berjalan tanpa membacanya, namun tentu lebih baik jika mereka mau membaca dan mempelajari dokumen-dokumen tersebut.

Kedua, apakah memungkinkan memasukkan rekomendasi kepada Paslon ketika kampanye agar lebih menekankan visi misi, program kerja unggulan, wawasan paslon terhadap isu-isu, serta penyikapannya terhadap isu-isu itu tersendiri. Penulis sendiri menyempatkan berdiskusi dengan salah satu Timses pada tahun kemarin, salah satu alasan tidak mengunggah visi misi dan program unggulan lebih dahulu adalah sembari menunggu atau melihat lawan. Namun, hal tersebut sangat disayangkan ketika sebagian besar waktu kampanye dihabiskan untuk lebih mengenalkan ‘siapa’ dibandingkan ‘apa yang ingin dibawa dan diperjuangkan’.

Ketiga, penulis sedikit mempertanyakan apa yang sempat disinggung ketika debat kandidat. Apakah status anak mahad dapat dikatakan sebagai anggota PPMI Mesir yang dapat memenuhi haknya sebagai pemilih dalam kontestasi Pemilu Raya, sedangkan di sisi lain sebagian dari mereka belum menyelesaikan syarat administratif keanggotaan. Mana yang kita dahulukan, hak atau kewajiban?

Setidaknya tiga hal tersebut merupakan hasil catatan penulis yang dapat dilampirkan. Selanjutnya penulis akan melanjutkan catatan kepada kedua paslon dimulai dari nomor urut 01 kemudian 02. Namun sebelum itu, penulis akan berfokus pada misi dan program kerja unggulan sembari memberikan beberapa catatan tambahan atas pernyataan yang disampaikan sepanjang debat kandidat kemarin.

Catatan untuk Fachry Fananie dan Alfian Novianto

Pertama, misi pertama yang diimplemetasikan dalam Kullu Hagah. Sepemahaman penulis, Kullu Hagah merupakan sebuah aplikasi sapu jagat kebutuhan Masisir. Hal ini sangat penulis apresiasi karena sebenarnya pada kepengurusan tahun ini, kami sendiri memiliki ‘secret project’ tentang aplikasi PPMI Mesir itu sendiri. Sebagaimana aplikasi PPI Dunia dam PPI Tiongkok. Adapun isinya sedikit banyak yang telah disampaikan oleh saudara. Selebihnya memang tidak kami sampaikan karena kembali, pada dasarnya hal tersebut pada awalnya adalah ‘secret project’.

Kedua, misi keempat dan program unggulan keempat, Klinik Masisir. Sebelumnya, penulis tidak mengetahui apakah paslon sudah mengetahui adanya klinik Indopals milik Dr. Fauzi di Gami, Hayy Asyir. Karena dari berbagai statemen yang disampaikan, seakan-akan klinik ini tidak ada. Padahal sejak Desember 2021 lalu klinik ini sudah berdiri dan informasinya telah PPMI Mesir bagikan melalui media sosialnya. Jauh sebelum itu, Kementerian Kesehatan kami juga sudah membangun komunikasi dengan Indopals secara intens.

Ketiga, ketika berbicara tentang Forum Peduli Lindungi, penulis tidak berfokus pada apakah efisien atau tidak diadakannya forum tersebut yang mana disaat yang sama telah ada DKKM dan KPI (walau sedang redup dan dalam proses ‘penyegaran’). Namun penulis sekedar ingin meluruskan apa yang digaungkan tentang SOP.

Ketika kita menyimak debat kemarin, terma SOP sendiri beberapa kali digaungkan dan dikaitkan dengan kesepakatan bersama tentang pencegahan dan penyelesaikan konflik. Namun sepemahaman penulis, SOP merupakan akromin Standar Operasional Prosedur. Sederhananya adalah dokumen yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan guna memperoleh hasil kerja yang paling efektif dan efisien dari pelaksana dengan upaya dan biaya seminimal mungkin.

Dari situ dirasa kurang tepat, penulis ingin merekomendasikan terma Fakta Integritas yang sebelumnya pernah digunakan oleh KPK untuk menyusun kesepakatan bersama partai-partai Indonesia akan pencegahan tidak pidana korupsi. Atau juga bisa dengan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang biasa digunakan untuk membuat kesepakatan multi pihak.

Keempat, tentang Indonesian Games. Terdapat sebuah pernyataan yang menyatakan bahwasannya presiden kurang komunikatif sehingga beberapa kekeluargaan tidak ikut Indonesian Games. Walau sekilas dua hal ini berkesinambungan walau cukup dipaksakan, namun pada realitanya hal ini penulis katakan tidaklah benar. Karena pada tanggal 11 Oktober 2022, Kemenko III telah mengundang perwakilan olahragawan dari seluruh kekeluargaan untuk duduk bersama untuk membahas keberlangsungan Indonesian Games ini. Adapun pernyataan beberapa kekeluargaan yang tidak ikut, lebih tepatnya adalah seluruh kekeluargaan ikut dalam ajang ini meskipun tidak semua lomba diikuti. Minimal satu lomba.

Adapun alasannya adalah karena perihal keuangan, sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya dalam masa transisi pandemi ini sebagian besar organisasi dalam lingkup PPMI Mesir ini memiliki kendala dalam hal tersebut. Di sisi lain, hubungan DP PPMI Mesir sendiri dengan Lembaga Otonom Kekeluargaan Nusantara adalah koordinasi, bukan instruksi. Sehingga DP tidak dapat memaksa kekeluargaan untuk turut bergabung dalam ajang olahraga ini.

Kelima, definisi dari Dana Sosial. Dana Sosial merupakan anggaran dana yang nantinya akan dialokasikan kepada hal-hal yang terkait aktivitas dan kegiatan sosial. Namun hal ini bukan berarti ‘kesejahteraan sosial’ Masisir akan di-backup oleh PPMI Mesir melalui anggaran ini.

Catatan untuk Auzi’na Azmal Umur daan Muhammad Ikramuddin Amin

Pertama, terkait kedekatan PPMI Mesir dengan Al Azhar. Di awal presentasi, penulis mendengar sebuah pernyataan bahwasannya secara kelembagaan PPMI Mesir ‘cukup jauh’ dengan Al Azhar. Bagi penulis, tentunya hal ini cukup menyayat hati teman-teman Kemenko I dan Kemenko II yang sejauh ini sudah membangun hubungan dengan sangat baik. Bentuk nyata dari hal tersebut dapat penulis jabarkan dalam beberapa hal antara lain:

PPMI Mesir, khususnya Presiden dan Wakil Presiden telah membangun komunikasi dengan ikatan alumni al-Azhar internasional, Robithoh Alamiyah Li Khirrijii al-Azhar, melalui Ustadz Ahmad Zakariyya sebagai Direktur Administrasi Kepengurusan Pelajar Asing Ikatan Alumni al-Azhar Internasional. Dari kedekatan tersebut, PPMI Mesir dapat melaksanakan sebuah agenda pembukaan tahun ajaran baru bertajuk IFTAH & IQBAL di Markaz Syaikh Zayed dengan gratis. Adapun tawaran-tawaran tersebut terus diberikan kepada PPMI Mesir.

Acara IQBAL & IFTAh tersebut juga turut dihadiri oleh beberapa jajaran pembesar al-Azhar sekaligus menyampaikan beberapa kalimat, di antaranya: Rektor Universitas al-Azhar, Prof. Dr. Muhammad Husain al-Mahrashawiy, Jendral al-Azhar Islamic Research Academy (AIRA), Prof. Dr. Nazir Ayyad, Sekretaris Jendral Ikatan Alumni al-Azhar Internasional, Prof. Dr. Abdu Daim Nashir, dan beberapa jajaran masyaikh al-Azhar lainnya.

Selanjutnya, PPMI Mesir telah berhasil menembuskan suara teman-teman mahasiswa baru yang ingin daftar ulang (ijro’at) yang mana secara regulasi sudah ditutup. Sehingga banyak dari teman-teman mahasiswa baru dapat melaksanakan proses ijroat dengan baik. Adapun hal tersebut adalah hasil dari kedekatan PPMI Mesir dengan Rektorat Universitas al-Azhar itu sendiri. Beberapa kali PPMI Mesir juga sering menghadiri dan diundang oleh Markaz Tatwir.

Selain itu, bukti kedekatan PPMI Mesir dengan al-Azhar dapat dilihat dari segi media dan publikasi, PPMI Mesir sudah berhasil menjalin keharmonisan dengan media dan informasi al-Azhar melalui Syekh Husam Syakir, hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa acara yang diselenggarakan oleh PPMI Mesir dipublikasikan melalui laman resmi koran al-Azhar yakni Shout al-Azhar.

Namun tentunya, hal ini masih tetap dirasa kurang apabila dipandang oleh saudara yang memang sudah lebih jauh membangun komunikasi dengan berbagai Qito’ Azhar melalui jaringan teman-teman di Madinatul Buuts.

Namun penulis apresiasi atas penyampaian bagaimana teman-teman Afghanistan yang berusaha memperkenalkan dirinya kepada Qito’-Qito’ Azhar dengan membawa khitob dari kedutaannya. Tentu hal ini dapat dijadikan budaya baru bagi pengurus PPMI Mesir.

Kedua, terkait bantuan sosial. Dalam hal ini adalah bantuan dari Baba Ragab. Penulis agaknya sedikit menyayangkan pernyataan ini karena memang terjadi penurunan kuantitas dan bentuk bantuan dari Baba Ragab. Namun sebagaimana yang telah disampaikan oleh saudara Iqbal Ibnu Farhan, faktor penurunan bantuan sosial tersebut bukanlah karena faktor kedekatan. Namun terdapat faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi, kondisi finansial. Selain itu, bantuan sosial tersebut merupakan hak prerogatif dari donatur itu sendiri. Tentu bukan hak kita untuk mendikte apa dan berapanya untuk diberikan.

Ketiga, Baitul Mal dan/atau Takaful. Sebagaimana catatan untuk saudara Fachri-Alfian di atas, tentunya terdapat hal yang dapat diapresiasi. Khususnya terkait Baitul Mal ini. Karena memang hal ini juga menjadi program kerja unggulan yang disampaikan oleh Ahsan-Kevin tepat setahun lalu dengan nama Dompet Masisir. Di saat yang sama, terhitung ketika tulisan ini disusun, rekening lembaga PPMI Mesir sudah resmi ada. Sehingga lembaga ini, terlepas apapun namanya, ketika nanti diwariskan akan mendapatkan perhatian yang cukup hingga dapat berjalan dengan baik kedepannya.

Sebelum Terakhir; Catatan untuk Masisir

PPMI Mesir merupakan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia. Persatuan bagi seluruh mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang mengenyam studi di Mesir. Apapun kampusnya, apapun lembaganya.

Memang lebih dari sembilan puluh persen dari Masisir adalah mahasiswa al-Azhar, namun bukan berarti PPMI Mesir harus dari universitas al-Azhar. Sebagaimana pemikiran kita tentang Indonesia, meskipun lebih mayoritas masyarakat Indonesia ini merupakan muslim bukan berarti Indonesia harus negara Islam. Namun tetap kemuliaan itu akan tetap ada, sebagaimana Indonesia, kepengurusan terkait agama Islam tetap didahulukan, disiapkan lembaga, dan difasilitasi. Seperti kepengurusan haji, zakat, infaq, bahkan labelisasi halal bagi konsumen.

Demikian di PPMI Mesir, al-Azhar adalah sebuah lembaga yang diutamakan, difokuskan, dan didahulukan dalam setiap pergerakan, diplomasi, dan rujukan di berbagai lini. Namun kembali lagi, PPMI Mesir bukan lembaga yang harus, wajib, mutlak dari al-Azhar. Karena bahkan di dalam struktur DP PPMI Mesir sendiri, terdapat mahasiswa yang tidak berkuliah di al-Azhar, contohnya Menteri Koordinator IV-nya yang memegang media PPMI Mesir.

PPMI Mesir secara kultural memang perlu untuk bernuansa Azhary, namun secara struktural PPMI Mesir adalah miliki seluruh Mahasiswa Indonesia di Mesir, apapun lembaga pendidikannya, apapun universitasnya.

Catatan Akhir

Pembaca, khususnya Timses dan/atau Relawan, mungkin akan mengeluarkan asumsi keberpihakan penulis kepada salah satu calon. Karena catatan untuk Fachri Alfian lebih condong banyak dari Auzi’na Ikram. Jika ditinjau lebih dalam, secara kuantitas memang catatan untuk Fachri-Alfian lebih banyak. Namun apabila dibaca secara kualitas, tentu akan sebaliknya. Karena catatan untuk Auzi’na lebih berat dibandingkan kepada Fachri Alfian.

Bagi penulis, intinya adalah menyampaikan informasi yang telah disampaikan kandidat apakah sudah sesuai dengan apa yang ada di lapangan, khususnya apa yang dilakukan oleh PPMI Mesir pada tahun ini. Karena kedua paslon adalah dua putra terbaik bangsa yang memiliki banyak pendukung. Apabila informasi yang disampaikan salah, maka sedikit banyaknya akan menyebar kepada pendukung-pendukungnya sehingga bagi penulis, akan menjadi kesalahan informasi yang menyebar di masyarakat Masisir secara meluas.

Akhir kalam, Catatan ini akhirnya hanyalah sebuah catatan biasa. Baik bagi Pemira, kedua paslon, juga untuk PPMI Mesir dan Masisir. Selebihnya, penulis kembalikan kepada pembaca sekalian. Selamat berkontestasi untuk kedua paslon. Tetap semangat. Demikian dan terima kasih. Tabik!

Web Hosting
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Website