Sebuah Peringatan
Mantra Asmara bisa dinikmati dengan berbagai macam cara. Di antaranya, ada yang menikmati lisensi puitika yang telah dicapai sang penyair; ada yang menikmatinya dari segi legal-moral; ada yang menikmatinya dari tema keintiman asmara yang digarap di sana; ada yang menikmatinya dari bulu kuduk, menggunakan metode yang digunakan oleh Acep Zamzam Noor; ada yang hanya menikmatinya saja tanpa harus tahu kenapa ia menikmatinya. Buku ini telah dibaca di forum pertemuan budayawan, di acara pengajian, di bus, di mobil, di toilet, sampai yang di kamar dan cukup merasa puas tanpa membawanya kemana-mana. Buku ini telah dinikmati beragam kalangan pembaca.
Dari sana timbul suatu gagasan yang berani; tentang bagaimana Mantra Asmara dinikmati dan diperbincangkan dalam satu forum yang semi-formal. Di forum ini, pembaca bukan lagi hanya mereka yang menikmati Mantra Asmara, tapi juga akan hadir kritikus sastra yang akan membicarakannya pada taraf akademisi. Jika di kalangan pembaca-penikmat buku ini telah tahan banting, bagaimana dalam forum bincang puisi yang mana di sana banyak pembaca-kritis? Kita akan mengetahui jawabannya dalam acara ‘Bincang Puisi Mantra Asmara’ yang akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal: Besok, Jum’at, 06 November 2015
Pukul: 17.30 CLT
Tempat: Aula Griya Jawa Tengah
Pertunjukan: Gandoz Acustic
Sebuah buku akan menemukan takdirnya sendiri tepat setelah ia lepas dari rahim penulisnya. Ia telah menjadi bagian dari budaya, bagian dari suatu sistem sosio-kultural. Bagaimana cara ia bertahan di tengah-tengah kebudayaan kita yang ramai, tergantung seberapa besar kualitasnya. Mantra Asmara sedang dalam pertarungan itu. Ia menjadi bagian dari kebudayaan yang ramai itu. Akankah ia bertahan dan menemukan takdirnya sendiri? Jangan buru-buru menjawab sebelum Anda menjadi bagian dari forum Bincang Puisi ini. Kami selalu tunggu kehadiran kawan-kawan. Salam!
Usman Arrumy
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!