2000 Lc Untuk Negeri sendiri merupakan program pemberdayaan alumni yang digagas oleh PPMI Mesir guna pembekalan mahasiswa Al Azhar dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompetitif. Pembukaan mengenai Pemetaan pengabdian disampaikan oleh Dr. Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA atau lebih akrab dikenal dengan sebutan ( TGB ) selaku Ketua OIAA Indonesia. Beliau mengatakan, “Mari memperbanyak syukur, kita adalah bagian yang terpilih diberi kesempatan menempuh pendidikan di Al Azhar Asy Syarif yang menjadi kiblat dan rujukan keilmuan Islam. Banyak yang ingin belajar Islam tapi tidak memiliki kesempatan sebesar kalian.” TGB menegaskan agar pelajar Al-Azhar yakin serta percaya terhadap manhaj dan khazanah keilmuan yang diberikan oleh Al-Azhar. Sebab, dengan yakin serta tahu apa yang akan didapat dari belajar di Al-Azhar, seorang pelajar tidak mungkin bermalas-malasan dalam meraihnya.
Selang beberapa hari setelah acara 2000 Lc diselenggarakan, ASFA FOUNDATION menyelenggarakan seminar yang bertajuk “ Kiprah Alumni Al Azhar di Tanah air “. Ketua ASFA Foundation Syafrudin Kambo dalam sambutan pertamanya mengingatkan tentang peluang dan tantangan bangsa Indonesia menghadapi bonus demografi pada 2030 hingga 2045. Karenanya, menurutnya, pemuda hari ini memiliki nilai strategis karena merekalah yang nanti akan mengisi ruang-ruang peran kebangsaan pada 2045 itu.
Dalam konteks itulah, ia sangat berharap para alumni Al-Azhar dapat mengambil peran dan kiprah strategis bagi Indonesia di masa depan yang sejalan dengan Program PPMI Mesir yakni 2000 Lc untuk negri yang bertujuan untuk pemberdayaan dan alumni dalam rangka mendukung bonus demografi Indonesia 2045 . Maka, Syafrudin selaku ketua ASFA Foundation menegaskan bahwa ASFA Foundation salah satu fokusnya adalah pengembangan sumber daya insani bangsa Indonesia. Ribuan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri adalah kader-kader pesantren yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sumber daya insani di masa depan.
Sementara itu pada acara yang sama Kiai Anang selaku Ketua Dewan Pengurus LAZIS Asfa memaparkan tentang sejarah ulama-ulama nusantara dahulu yang menuntut ilmu di Al-Azhar Kairo sejak lebih dari 2 abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan sosiologis dan keilmuan bangsa Indonesia dengan Al-Azhar telah terjalin sejak lama dan berlanjut hingga kini dengan adanya ribuan mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar.
Kedua acara tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu pemberdayaan alumni ketika nanti berkiprah di tanah air dan bagi penulis yang paling penting bagi mahasiswa Al-Azhar saat ini adalah menyiapkan diri ketika nanti kembali ke Indonesia dapat membawa ide dan gagasan segar untuk bangsa. Bukan sekedar membawa kitab yang banyak, tetapi juga membawa ilmu yang banyak, sebab tidak semua yang membawa kitab akan membawa ilmu”. Sebagaimana para ulama-ulama alumni Al-Azhar dahulu ketika kembali ke tanah air mereka membawa gagasan dan pergerakan.
Oleh : Ikhwan Ibnu Muslim